Menu

Mode Gelap
Program Electrifying Agriculture PLN Tekan Biaya Operasional Petani Bawang Hingga 75 Persen Pom Listrik Kapal Sandar PLN Bantu Nelayan NTT Siswa Sekolah Live in di Desa Wisata Binaan Bakti BCA BMKG Tingkatkan Literasi Iklim Petani Kopi Warga Pedukuhan Gunung Cilik, Bantul, Tak Lagi Kesulitan Air Bersih

Dinamika · 30 Mei 2022 17:00 WIB ·

Gulirkan Program Desa Devisa, Kemenperin – LPEI Genjot Ekspor IKM


 Gulirkan Program Desa Devisa, Kemenperin - LPEI Genjot Ekspor IKM. (Foto: Kemenperin) Perbesar

Gulirkan Program Desa Devisa, Kemenperin - LPEI Genjot Ekspor IKM. (Foto: Kemenperin)

JURNALDESA.ID | Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menjalankan berbagai strategi untuk semakin meningkatkan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) di pasar ekspor.

Adapun tantangan yang dihadapi pelaku IKM nasional dalam memperluas pasar ekspornya, antara lain terkait informasi, pembiayaan, efisiensi proses produksi hingga distribusi.

“IKM merupakan sektor yang dominan di tanah air, dengan jumlah 4,4 juta unit usaha. Guna memacu daya saing perlu disertai penguatan kualitas dan jejaring, sehingga IKM dapat berperan lebih besar sebagai bagian dari rantai pasok industri besar dan meningkatkan ekspor yang merupakan komponen utama penerimaan devisa negara untuk menunjang perekonomian nasional,” kata Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/5).

Menperin mengungkapkan, meskipun IKM menjadi sektor dominan dalam hal jumlah, yaitu sebesar 99,7% dari total unit usaha industri di Indonesia, namun pemasaran produk IKM masih perlu dioptimalkan. Langkah strategis ini diyakini mampu mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional.

“Mereka perlu mendapat pengetahuan dan kemampuan untuk pengurusan (regulasi) dokumen ekspor. Kemudian terkait pembiayaan IKM dalam memperluas akses pasar, agar efisiensi biaya distribusi dan logistik produk IKM sampai kemampuan produktivitas dapat mencapai efisiensi,” paparnya.

Oleh sebab itu, Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin menggelar program peningkatan kapasitas IKM nasional agar siap menghadapi pasar ekspor. Upaya itu dengan memanfaatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) pembangunan dan revitalisasi Sentra IKM potensi ekspor.

Lalu program restrukturisasi mesin atau peralatan melalui potongan harga atas pembelian mesin dan/atau peralatan produksi baru sebesar 25% bagi pembelian mesin produksi impor. Dan 40% bagi pembelian mesin produk dalam negeri.

Ada pula penerapan transformasi Industri 4.0 bagi Sentra IKM potensi ekspor. Lalu pendampingan dan sertifikasi Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) pada sentra-sentra IKM produk pangan potensi ekspor. Serta peningkatan pasar ekspor melalui pendampingan digital marketing dan fasilitasi membership pada marketplace global dan pameran.

”Ditjen IKMA menyambut baik kerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) dalam pengembangan sentra IKM potensi ekspor melalui program pengembangan klaster komoditas ekspor (Program Desa Devisa) dengan berbasis pemberdayaan masyarakat atau komunitas (community development),” pungkas Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita.

Pilot project kerja sama Kemenperin dan LPEI diawali dengan pengembangan kapasitas para pelaku usaha di sentra IKM gula palma di Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

“Indonesia merupakan negara pengekspor utama gula palma di dunia, dengan nilai ekspor produk berbahan dasar nira kelapa/gula aren/gula siwalan mencapai 36,5 ribu ton dengan nilai USD49,3 juta pada 2019, dan meningkat menjadi 39,4 ribu ton dengan nilai USD63,5 juta di tahun 2020,” sebut Reni pada acara penandatanganan Nota Kesepahaman dan Peresmian Program Desa Devisa Klaster Gula Semut secara hybrid di Jakarta dan Purbalingga, Senin (30/5).

Reni menambahkan, kerja sama antara Ditjen IKMA dengan LPEI meliputi program penyediaan dan pertukaran data serta informasi terkait IKM yang berorientasi ekspor. Juga sosialisasi dan implementasi dalam hal fasilitasi pembiayaan, penjaminan, dan asuransi, penyediaan jasa konsultasi terhadap IKM berorientasi ekspor, seperti: pelatihan, bimbingan teknis, promosi, dan pendampingan, serta kerja sama lain.

LPEI sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan selalu melakukan berbagai sinergi dan kolaborasi dalam menjalankan mandatnya untuk peningkatan ekspor khususnya pada segmen UKM berorientasi ekspor.

Selain itu, LPEI proaktif membentuk ekosistem yang produktif dan menjaga keberlanjutan ekspor segmen UKM dengan berbagai kegiatan jasa konsultasi guna mengembangkan ekspor UKM diantaranya melalui Program Desa Devisa.

“Kami akan bersama-sama menetapkan rencana kerja dan program kerja sama atas potensi pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultasi bagi IKM berorientasi ekspor pada komoditas unggulan lain di Indonesia,” ujar Direktur Eksekutif LPEI, Rijani Tirtoso.

Pewarta: MAD

 

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 38 kali

Baca Lainnya

Program Electrifying Agriculture PLN Tekan Biaya Operasional Petani Bawang Hingga 75 Persen

28 April 2023 - 16:09 WIB

PLN

Pom Listrik Kapal Sandar PLN Bantu Nelayan NTT

28 April 2023 - 12:28 WIB

PLN

Siswa Sekolah Live in di Desa Wisata Binaan Bakti BCA

13 April 2023 - 17:08 WIB

BCA

BMKG Tingkatkan Literasi Iklim Petani Kopi

20 Maret 2023 - 15:04 WIB

BMKG

Warga Pedukuhan Gunung Cilik, Bantul, Tak Lagi Kesulitan Air Bersih

14 Maret 2023 - 18:32 WIB

BCA

Siap-Siap! Kemarau Datang Lebih Awal, El-Nino Berpeluang 50-60%

7 Maret 2023 - 13:27 WIB

BMKG
Trending di Dinamika