Jurnaldesa.id | Bengkulu – Terletak di Desa Tebing Rambutan, Kecamatan Nasal, Kabupate Kaur, Provinsi Bengkulu, Jembatan Manula kokoh berdiri menggantikan jembatan lama. Jembatan yang sebelumnya berada di hilir dekat laut dengan kondisi jalan menanjak dan menikung tajam, kerap mengakibatkan banyak terjadi kecelakaan terutama kendaraan besar dan bermuatan berat yang tidak sanggup menanjak.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional III Padang Ditjen Bina Marga telah menyelesaikan pembangunan Jembatan Manula penghubung ruas jalan nasional Bengkulu dengan Lampung pada akhir 2019. Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pemerintah memprioritaskan pembangunan infrastruktur konektivitas wilayah guna meningkatkan daya saing nasional, pemerataan pembangunan, dan mengurangi disparitas antar wilayah.
“Daya tahan Indonesia tergantung ketangguhan infrastrukturnya, di kota, di desa, di kawasan pedalaman, di kawasan perbatasan, serta pulau-pulau terluar dan terdepan,” ujarnya. Sementara itu Kepala BPJN III Padang H. Aidil Fiqri mengatakan, “terbangunnya Jembatan Manula otomatis konektivitas lancar, karena mempermudah akses yang menghubungkan Provinsi Bengkulu dengan Provinsi Lambung”.
“Alhamdulillah masyarakat senang dengan selesainya jembatan ini, bahkan sudah digunakan oleh pengendara. Bahkan banyak masyarakat yang berswafoto karena jembatan ini diapit dinding tebing dan rimbunnya hutan lindung yang sedap dipandang,” tukas Aidil, Kamis (6/2/2020)
Karena strategisnya Jembatan Manula yang merupakan poros penghubung Sumatera Barat, Bengkulu dan Lampung, proses pembangunannya dilakukan hingga lima tahap. Pertama tahun 2010-2012 dengan melakukan Survei Desain (DED) dan pembebasan lahan. Kedua tahun 2013-2014 Konstruksi Tahap I oleh PT. Nindya Karya. Tahun 2016 Konstruksi Tahap II oleh PT. Cahaya Tunggal Abadi. Tahun 2017 Konstruksi Tahap III dikerjakan oleh PT. Trigaya Ciptamarga. Tahun 2019 Konstruksi Tahap IV oleh PT. Surya Alnusa Mandiri.
Sejak awal hingga akhir, pembangunan Jembatan Manula menghabiskan biaya Rp168 miliar. Khusus tahun 2019, menelan anggaran hingga Rp20,4 miliar. Jembatan Manula memiliki panjang 215 meter, lebar jembatan 10,5 meter. Bentangan jembatan sebanyak 6 bentang dan kontruksi atas jembatan Beton PCI panjang 35 meter, kontruksi pondasi memakai tiang pancang baja.
Penggunaan nama “Manula” pada jembatan dimaksudkan sebagai penghargaan dan penghormatan kepada seorang tokoh yang dimakamkan di sekitar jembatan, yaitu Syekh Aminullah. Namun dialek warga setempat menyebut Aminullah dengan Manula.
Pewarta: Parlin S.
Editor: Djali Achmad