Menu

Mode Gelap
Program Electrifying Agriculture PLN Tekan Biaya Operasional Petani Bawang Hingga 75 Persen Pom Listrik Kapal Sandar PLN Bantu Nelayan NTT Siswa Sekolah Live in di Desa Wisata Binaan Bakti BCA BMKG Tingkatkan Literasi Iklim Petani Kopi Warga Pedukuhan Gunung Cilik, Bantul, Tak Lagi Kesulitan Air Bersih

Dinamika · 2 Jul 2020 13:00 WIB ·

“Jingki Ie” Produk Aceh Solusi Pengairan Sawah Tadah Hujan

jurnaldesa/foto.acehprov.go.id (Menurut Muhammad Iswanto, S.STP, MM, Gampong Cot Jrat, Kecamatan Kuta Juang, Bireuen, merupakan salah satu gampong percontohan yang akan dibina Pemerintah Aceh guna memanfaatkan Jingki Ie)

Jurnaldesa.id | Banda Aceh – Aceh memiliki lahan pertanian yang cukup luas, namun ada yang masih mengandalkan hujan sebagai sumber air. Akibatnya gagal panen siap mengancam ketika musim kemarau panjang melanda.

Hal ini disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Aceh, Muhammad Iswanto, S.STP, MM, kepada awak media, Rabu (1/7/2020).

Menurut Iswanto, Gampong Cot Jrat, Kecamatan Kuta Juang, Kabupaten Bireuen, merupakan salah satu gampong percontohan yang akan dibina Pemerintah Aceh melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Aceh pada tahun 2021 nanti, dengan produk andalannya “Jingki Ie”.

Iswanto mengatakan, ditargetkan, melalui Posyantekdes dan BUMG, masyarakat dapat memproduksi Jingki ie dengan kualitas dan produktifitas kinerja yang lebih baik, sehingga produk ini dapat dipasarkan ke seluruh Aceh.

Iswanto berharap kegiatan tersebut akan memberikan dampak positif pada peluang lapangan kerja di Aceh dan menurunkan tingkat kemiskinan di gampong dengan pemanfaatan lahan-lahan produktif tadah hujan secara masif di seluruh Aceh.

“Kita sangat mendukung kegiatan inovatif dari masyarakat. Kita sebagai pemerintah siap membina dan mengembangkan potensi masyarakat,” ujar Iswanto.

Sementara itu, Syukri salah seorang warga Gampong Cot Jrat yang telah berhasil mengembangkan Jingki Ie, mengatakan hal senada. Bahwa lahan di Aceh sangat luas dan produktif, namun terkendala dengan sistem pengairan teknis. Apabila musim kemarau bisa mengakibatkan gagal panen.

Menurut Syukri, melalui dana desa yang ada ia mampu memproduksi sendiri pompa hidram atau pompa yang di beri nama Jingki ie. Pompa tersebut mampu memompa air dari sumbernya ke areal sawah tadah hujan seluas ±20 hektar tanpa menggunakan bahan bakar minyak maupun tenaga listrik.

Alat ini dikembangkan Syukri dengan alat yang serba sederhana melalui dukungan dana desa. Pompa hidram tersebut sudah digunakan oleh gampong Blang Tingkeum Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen dengan sumber air dari gampong tetangga, sehingga para petani gampong Blang Tingkeum sudah dapat menanam padi 2-3 kali setahun.

Syukri yang juga menjabat sebagai ketua Posyantekdes, mengungkapkan, ia bersama tim di tahun 2021 akan kembali mengembangkan pompa hidram generasi baru tanpa limbah sehingga cocok digunakan oleh PDAM baik dari sumber air permukaan maupun sumur, tanpa air terbuang sebagai limbah.

Direktur BUMG GEMA Gampong Cot Jrat Muhammad Diah menyampaikan penjualan pompa hidram dilakukan oleh Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) dengan harga berkisar 40-50 juta per unit dan siap pasang ke lokasi. “Saat ini Posyantekdes sedang menyelesaikan pesanan 6 unit Pompa Hidram baru,” ujarnya.

Sumber Rilis: Humas Provinsi Aceh
Pewarta: Darmanto
Editor: Djali Achmad

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 43 kali

Baca Lainnya

Program Electrifying Agriculture PLN Tekan Biaya Operasional Petani Bawang Hingga 75 Persen

28 April 2023 - 16:09 WIB

PLN

Pom Listrik Kapal Sandar PLN Bantu Nelayan NTT

28 April 2023 - 12:28 WIB

PLN

Siswa Sekolah Live in di Desa Wisata Binaan Bakti BCA

13 April 2023 - 17:08 WIB

BCA

BMKG Tingkatkan Literasi Iklim Petani Kopi

20 Maret 2023 - 15:04 WIB

BMKG

Warga Pedukuhan Gunung Cilik, Bantul, Tak Lagi Kesulitan Air Bersih

14 Maret 2023 - 18:32 WIB

BCA

Siap-Siap! Kemarau Datang Lebih Awal, El-Nino Berpeluang 50-60%

7 Maret 2023 - 13:27 WIB

BMKG
Trending di Dinamika