Menu

Mode Gelap
Program Electrifying Agriculture PLN Tekan Biaya Operasional Petani Bawang Hingga 75 Persen Pom Listrik Kapal Sandar PLN Bantu Nelayan NTT Siswa Sekolah Live in di Desa Wisata Binaan Bakti BCA BMKG Tingkatkan Literasi Iklim Petani Kopi Warga Pedukuhan Gunung Cilik, Bantul, Tak Lagi Kesulitan Air Bersih

Dinamika · 17 Jul 2019 09:00 WIB ·

Menkes Launching Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat

jurnaldesa/foto:bumn.go.id (Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek, SpM (K)

Jurnaldesa.id | Jakarta – Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) 2018 telah resmi dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan yang diluncurkan oleh Menteri Kesehatan, Nila Moeloek di Jakarta (15/7). Tujuan dirilisnya indeks ini untuk melihat perkembangan status kesehatan masyarakat kabupaten/kota di Indonesia. Peringkat provinsi tertinggi dan terendah ditingkat nasional tidak mengalami perubahan antara tahun 2013 dan 2018. Peringkat tertinggi masih diraih Provinsi Bali.

Menkes Nila mengatakan dari data IPKM 2018 banyak informasi yang dapat dimanfaatkan. Indikator penyusun IPKM mencerminkan capaian program, sebagai potret capaian pembangunan kesehatan wilayah. ”Untuk mengetahui pencapaian pembangunan kesehatan perlu satu indikator kunci yang menjelaskan sampai tingkat kabupaten/kota. Untuk itulah IPKM disusun dan dikembangkan,” ungkap Menkes Nila

Kepala Badan Litbangkes dr. Siswanto, MHP, DTM mengatakan IPKM 2018 disusun dengan memanfaatkan sumber data Riskesdas 2018, Susenas Maret 2018 terintegrasi Riskesdas 2018, dan pendataan Potensi Desa (Podes) 2018. Secara umum nilai IPKM tahun 2018 mengalami peningkatan dibandingkan IPKM tahun 2013, namun sub indeks penyakit tidak menular mengalami penurunan.

Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat 2018 dihitung dengan menggunakan model IPKM yang dikembangkan tahun 2013. Indeks ini mengikutsertakan 30 indikator kesehatan yang dikelompokan menjadi 7 sub indeks. Hasilnya dapat diketahui bahwa Provinsi Bali menempati peringkat tertinggi IPKM, sementara terendahnya adalah Provinsi Papua. Mengingat selama periode lima tahun itu Provinsi Papua tidak mengalami peningkatan bahkan kesenjangannya masih lebar.

Selain itu diketahui juga 10 kabupaten/kota yang mencapai IPKM tertinggi yakni Gianyar, Solok, Kota Magelang, Tabanan, Kota Denpasar, Badung, Kota Salatiga, Sarolangun, Sleman, dan Kota Blitar. Sementara 10 kabupaten/kota yang IPKM nya perlu ditingkatkan adalah Pegunungan Arfak, Deiyai, Yalimo, Mamberamo Raya, Puncak, Pegunungan Bintang, Nduga, Tolikara, Dogiyai, dan Paniai.

Pewarta: Darmanto SM.
Editor: Djali Achmad

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 15 kali

Baca Lainnya

Program Electrifying Agriculture PLN Tekan Biaya Operasional Petani Bawang Hingga 75 Persen

28 April 2023 - 16:09 WIB

PLN

Pom Listrik Kapal Sandar PLN Bantu Nelayan NTT

28 April 2023 - 12:28 WIB

PLN

Siswa Sekolah Live in di Desa Wisata Binaan Bakti BCA

13 April 2023 - 17:08 WIB

BCA

BMKG Tingkatkan Literasi Iklim Petani Kopi

20 Maret 2023 - 15:04 WIB

BMKG

Warga Pedukuhan Gunung Cilik, Bantul, Tak Lagi Kesulitan Air Bersih

14 Maret 2023 - 18:32 WIB

BCA

Siap-Siap! Kemarau Datang Lebih Awal, El-Nino Berpeluang 50-60%

7 Maret 2023 - 13:27 WIB

BMKG
Trending di Dinamika