Jurnaldesa.id | Sorong Selatan – Sagu adalah tepung yang diproses sedemikian rupa dari teras batang rumbia atau pohon sagu. Sebagai sumber karbohidrat, sagu banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Maluku dan Papua yang tinggal di pesisir. Selain menjadi makanan pokok dalam bentuk papeda, sagu merupakan bahan dasar pembuatan aneka kue dan olahan lain. Seperti yang terdapat di Kampung Manggroholo dan Kampung Komanggaret, Distrik Saifi, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat.
Di kedua kampung itu sagu diolah menjadi aneka kue dan olahan lain, baik untuk dikosumsi maupun untuk dijual. Kendala yang kerap dihadapi masyarakat saat mengolah sagu biasanya pada proses pengeringan. “Pati” sagu yang telah dihaluskan, disaring, dan dicuci, pada tahap akhir membutuhan pengeringan. Proses akhir inilah yang memacu Bagian Sarana Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Sorong Selatan menggagas pembuatan rumah pengering sagu sederhana.
Dalam keterangannya, Hengky Pagiling, selaku Kepala Bagian Sarana Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Sorong Selatan mengungkapkan, “dengan adanya rumah pengering sagu sederhana ini masyarakat tidak perlu khawatir lagi untuk mengeringkan sagu meski keadaan hujan. Artinya masyarakat dapat mengeringkan sagu kapan saja sekalipun intensitas hujan cukup tinggi.”
Menurut Hengky, rumah pengering sagu sederhana berbasis kemitraan ini dimaksudkan untuk membantu masyarakat dalam mengolah sagu. Sebagai tahap awal akan dilaksanakan di Kampung Manggroholo dan Kampung Komanggaret, Distrik Saifi, sebagai percontohan rumah pengering sagu sederhana. “Selain itu masyarakat akan diberi pengetahuan tentang tahapan pembuatan pati sagu kering serta peluang usaha dan strategi pemasaran,” terang Hengky.
Dukungan program tersebut disampaikan Kepala Distrik Saifi, Frengky Ajamsaru. Frengky berharap pembangunan rumah pengering sagu ini dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat dan dapat menerapkan apa yang telah diajarkan. Senada dengan itu, Frans Srefle, Kepala Kampung Manggroholo menyampaikan, “semoga kegiatan ini dapat terus berjalan sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya.” Sedangkan Elisa salah satu masyarakat Kampung Komanggaret mengatakan, “program ini menambah wawasan dan meningkatkan kreatifitas mengolah sagu.”
Pewarta: Yudi AS.
Editor: Djali Achmad