Jurnaldesa.id | Bogor – Desa Sukaharja, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyimpan satu objek wisata alam yang berpotensi untuk dikembangkan. Potensi wisata alam tersebut adalah berupa gunung yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan nama Gunung Batu. Gunung yang masih dihuni oleh primata langka khas Jawa Barat Surili ini memiliki ketinggian hanya 875 Mdpl. Meski ketinggiannya relatif rendah justeru hal ini menjadi pilihan alternatif bagi wisatawan sebab saat di puncaknya dapat menyaksikan pemandangan kota Bogor, Jakarta, dan Bekasi.
Sayangnya pengelolaan potensi wisata tersebut tidak dijumpai saat reporter Jurnaldesa.id berkesempatan berkunjung ke kawasan Gunung Batu. Andika Aditisna seorang pemilik kedai kopi yang lokasi kedainya terletak persis di kaki Gunung Batu menyebutkan, ”lumayan banyak masyarakat atau wisatawan yang datang kesini untuk naik ke puncak Gunung Batu. Kira-kira setiap minggunya bisa 150-200 orang”.
Andika yang kesehariannya juga mengelola kedai kopi dengan brand “Ki Demang” menambahkan, “tidak hanya warga Jonggol atau Bogor yang datang kesini, banyak juga warga dari Jakarta, Bekasi, Cianjur. Malah saya pernah memandu turis asing dari negara Australia, Korea Selatan, Belanda, Perancis, Afrika Selatan, dan tentara dari UNHCR PBB”.
jurnaldesa/foto.andika (Wisatawan Australia yang berkunjung ke Gunung Batu, Sukamakmur, saat singgah di kedai kopi milik Andika Aditisna)
Selain memiliki usaha mandiri Andika yang juga tercatat sebagai Wakil Ketua Bumdes Sukaharja Sejahtera milik Desa Sukaharja menerangkan bahwa Bumdes desanya sejak 5 tahun silam telah mengajukan rencana pengembangan potensi wisata Gunung Batu ke Pemerintah Desa Sukaharja, sayangnya harapan itu tidak pernah terwujud. “kami sering menanyakan dan mengajukan rencana itu, tapi tidak mendapat respon positif”, terang Andika yang merupakan pembuka jalur Gunung Batu pada tahun 2014 silam.
Sebagai pengurus Bumdes Andika cukup memahami bahwa potensi wisata Gunung Batu sebaiknya dikelola oleh pemerintah desa yang dalam hal ini adalah melalui Bumdes. Meski bisa saja Andika dan beberapa pemuda desa mengelolanya secara individu namun dirinya tidak memilih langkah itu. Bahkan Andika merelakan sebagian tanahnya dihibahkan untuk akses jalan bagi wisatawan yang datang ke Gunung Batu.
Terkait dengan Bumdes itu, Presiden Jokowi dalam rapat terbatas mengenai penyaluran dana desa untuk tahun 2020 di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu, 11 Desember 2019, menerangkan “Saya dapat laporan bahwa terdapat 2.188 Bumdes tidak beroperasi dan 1.670 Bumdes yang beroperasi belum berkontribusi pada pendapatan desa. Ini tolong jadi catatan,” tuturnya.
Presiden juga menyinggung soal perkembangan Bumdes yang menurutnya harus direvitalisasi mengingat semangat utama Bumdes sebagai penggerak perekonomian desa. “Penggunaan dana desa harus mulai diarahkan untuk menggerakkan sektor produktif mulai dari pengolahan pascapanen, industri kecil dan mikro, budidaya perikanan, serta desa wisata. Sedangkan pembangunan dan perbaikan infrastruktur pedesaan telah banyak dikucurkan pada tahun-tahun sebelumnya,” tegasnya.
Pewarta: Darmanto
Editor: Djali Achmad