Jurnaldesa.id | Papua – Papua tidak pernah berhenti memancarkan pesona tradisi khasnya yang indah dan unik. Salah satunya lewat tarian adat. Masyarakat Papua memiliki tarian yang sifatnya sakral dan dibawakan pada peringatan-peringatan tertentu. Tari Falabea atau tari perang merupakan satu di antara beragam jenis tarian khas bumi cenderawasih ini.
Tari perang Papua merupakan tarian yang dibawakan oleh penari pria secara berkelompok, biasanya dipentaskan oleh minimal 7 orang pria. Tari perang Papua umumnya digelar di tanah lapang saat petang menjelang malam hari. Tari perang digunakan sebagai salah satu tarian penyambut wisatawan yang datang ke Papua.
Makna tarian ini bagi masyarakat Papua, tidak hanya dimaknai sebagai gerakan tubuh saja namun juga bentuk rasa syukur pada Sang Pencipta.
Busana dan Properti pada Tari Perang
Layaknya tarian khas Indonesia lainnya, dalam pertunjukan tari perang Papua juga terdapat musik pengiring, atribut, dan busana khas. Busana yang digunakan oleh para penari berupa rok yang terbuat dari akar dan daun.
Penari juga mengenakan aksesori berupa ikat kepala khas Papua yang nyentrik, kalung dari manik-manik, dan gelang yang terbuat dari bulu-bulu. Tidak lupa, badan para penari tari perang juga digambar menggunakan cat dengan motif khas Papua.
Biasanya penari akan membawa senjata berupa panah. Khusus untuk penari yang berperan sebagai kepala suku akan mengenakan aksesori pada hidung yang sekilas menyerupai taring babi.
Iringan dan gerakan tari perang
Kekayaan budaya Papua tercermin dari jenis musik yang mengiri tari perang. Musik yang mengiringi tari perang ini seakan menambah suasana magis selama tarian berlangsung.
Saat tampil, tari perang akan diiringi tabuhan tifa dan alat musik tiup dari kerang. Melodi dan irama yang dimainkan pun penuh dengan semangat yang membara.
Tari perang juga diikuti dengan lantunan lagu serta sorak-sorakan dari penarinya. Suasana yang terbangun dari pertunjukan tari perang adalah semangat yang seakan-akan mengobarkan kemenangan dalam medan perang.
Sementara itu, dari segi gerakan tari perang Papua memiliki karakter gerakan yang penuh energi. Tari perang memiliki tiga skenario perang yang dilakonkan dalam kelompok. Ada kelompok yang berperan sebagai musuh, pasukan sendiri, dan ada pula ketua suku.
Peran ketua suku akan berada di atas untuk seolah-olah melihat situasi di sekitar. Tarian perang akan dimulai saat kepala suku memberikan perintah. Tari perang didominasi dengan gerakan tari membawa panah dan tombak sembari berlari dan menyerang.
Tari perang adalah salah satu pesona budaya Indonesia yang memiliki daya tarik wisata yang tinggi. Tidak heran jika keberadaan tari perang khas Papua menarik minat banyak wisatawan untuk mengunjungi Papua.
Salah satu pertunjukan tari perang yang dapat disaksikan masyarakat luas adalah yang ditampilkan di Festival Lembah Baliem. Festival ini masuk dalam Calendar of Event yang dihelat setiap tahun.
Bukan hanya tari perang, Festival Lembah Baliem juga menyuguhkan beragam potensi budaya Papua lainnya. Mulai dari kuliner khas hingga melihat langsung rumah-rumah honai atau rumah adat Papua.
Pewarta : LIN
Editor : DJ