Menu

Mode Gelap
Program Electrifying Agriculture PLN Tekan Biaya Operasional Petani Bawang Hingga 75 Persen Pom Listrik Kapal Sandar PLN Bantu Nelayan NTT Siswa Sekolah Live in di Desa Wisata Binaan Bakti BCA BMKG Tingkatkan Literasi Iklim Petani Kopi Warga Pedukuhan Gunung Cilik, Bantul, Tak Lagi Kesulitan Air Bersih

Aspirasi · 13 Okt 2021 12:00 WIB ·

UMKM Naik Kelas : Siomay Bandung Juragan


 UMKM Naik Kelas : Siomay Bandung Juragan Perbesar

Jurnaldesa.id | Jakarta – Kuliner menjadi primadona di kalangan pelaku UMKM, dinamika pengelolaan dan pengerjaannya pun memiliki cerita tersendiri. Bagi para pelaku UMKM tentunya ada kesan dari kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencari nafkah. Sebagai sebuah kegiatan ekonomi memang wirausaha ini tidak langsung memetik hasil, tetapi ada sebuah proses kehidupan yang dilalui saat menggeluti suatu usaha.

“Awalnya saya ingin belajar bikin siomay dari YouTube, pada saat percobaan praktek pertama kali ternyata gagal. Diskusi dengan istri, saya memutuskan untuk belajar buat siomay langsung ke pusatnya, yakni di Bandung. Banyak cerita dalam proses pembelajaran yang saya jalani, salah satu syaratnya adalah harus bisa bangun jam 4 pagi agar saat pembuatan siomay dimulai seawal mungkin supaya dapat dipasarkan di siang sampai sore harinya,” kisah Bangbang, Pemilik UMKM Siomay Bandung Juragan saat diwawancarai oleh Jurnal Desa.

Ia bercerita, usaha Siomay sejak 2016, memiliki outlet, juga jualan di rumah dan ada juga reseller. Belajar buat Siomay dari pedagang keliling langganan istri semasa kecil di Bandung. Kemudian setelah dihubungi, berangkat ke Bandung untuk belajar langsung, mulai dari proses bahan baku, pembuatannya dan bumbu – bumbu yang digunakan. Bahan baku yang digunakan adalah ikan Tenggiri yang dibalut dengan tepung Tapioka. Sesungguhnya bahan bakunya dapat digunakan yang lain, tapi nantinya rasanya pun menjadi berbeda dari Siomay biasanya yang menggunakan ikan Tenggiri sebagai bahan baku.

“Saat ini memiliki 3 karyawan dan saya pun terlibat dalam pembuatan Siomay. Saat pandemi penjualan menurun, tetapi karena keadaan juga, karena pandemi banyak reseller berdatangan. Sebelum pandemi penjualan lumayan dan perbedaannya dengan saat pandemi, biasanya kami mengandalkan outlet berubah menjadi penjualan secara online. Kami pun mulai memperbanyak jenis produk, seperti otak – otak Tenggiri dan lainnya,” ujar Bangbang.

Ia berkisah, saat ini kondisi omzet penjualan lumayan, ibaratnya untuk jajan anak saya dan biaya sekolah anak ada. Untuk membayar gaji bisa dan mampu bertahan di kondisi yang seperti sekarang ini. Saat ini apabila ingin berusaha banyak kemudahan, ada sosial media, bisa jadi reseller, bahkan bisa juga jadi dropshipper. Artinya tanpa modal pun seperti sekarang ini dapat membuka usaha, asal punya kemauan disitu ada solusi.

Untuk ulasan lebih lengkapnya dapat disaksikan di tayangan video berikut :

https://www.youtube.com/watch?v=FXIaMPMWBuw&list=PLdis0Ns7XLfJZvlsFvXe_Q8TJ_FJxj7Ky&index=5
UMKM Naik Kelas : Siomay Bandung Juragan

Pewarta : FEB
Editor : LIN

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 157 kali

Baca Lainnya

Program Electrifying Agriculture PLN Tekan Biaya Operasional Petani Bawang Hingga 75 Persen

28 April 2023 - 16:09 WIB

PLN

Pom Listrik Kapal Sandar PLN Bantu Nelayan NTT

28 April 2023 - 12:28 WIB

PLN

Siswa Sekolah Live in di Desa Wisata Binaan Bakti BCA

13 April 2023 - 17:08 WIB

BCA

BMKG Tingkatkan Literasi Iklim Petani Kopi

20 Maret 2023 - 15:04 WIB

BMKG

Warga Pedukuhan Gunung Cilik, Bantul, Tak Lagi Kesulitan Air Bersih

14 Maret 2023 - 18:32 WIB

BCA

Siap-Siap! Kemarau Datang Lebih Awal, El-Nino Berpeluang 50-60%

7 Maret 2023 - 13:27 WIB

BMKG
Trending di Dinamika