Jurnaldesa.id | Jakarta – Kuliner menjadi primadona di kalangan pelaku UMKM, dinamika pengelolaan dan pengerjaannya pun memiliki cerita tersendiri. Bagi para pelaku UMKM tentunya ada kesan dari kegiatan yang dilakukan dalam rangka mencari nafkah. Sebagai sebuah kegiatan ekonomi memang wirausaha ini tidak langsung memetik hasil, tetapi ada sebuah proses kehidupan yang dilalui saat menggeluti suatu usaha.
“Awalnya saya ingin belajar bikin siomay dari YouTube, pada saat percobaan praktek pertama kali ternyata gagal. Diskusi dengan istri, saya memutuskan untuk belajar buat siomay langsung ke pusatnya, yakni di Bandung. Banyak cerita dalam proses pembelajaran yang saya jalani, salah satu syaratnya adalah harus bisa bangun jam 4 pagi agar saat pembuatan siomay dimulai seawal mungkin supaya dapat dipasarkan di siang sampai sore harinya,” kisah Bangbang, Pemilik UMKM Siomay Bandung Juragan saat diwawancarai oleh Jurnal Desa.
Ia bercerita, usaha Siomay sejak 2016, memiliki outlet, juga jualan di rumah dan ada juga reseller. Belajar buat Siomay dari pedagang keliling langganan istri semasa kecil di Bandung. Kemudian setelah dihubungi, berangkat ke Bandung untuk belajar langsung, mulai dari proses bahan baku, pembuatannya dan bumbu – bumbu yang digunakan. Bahan baku yang digunakan adalah ikan Tenggiri yang dibalut dengan tepung Tapioka. Sesungguhnya bahan bakunya dapat digunakan yang lain, tapi nantinya rasanya pun menjadi berbeda dari Siomay biasanya yang menggunakan ikan Tenggiri sebagai bahan baku.
“Saat ini memiliki 3 karyawan dan saya pun terlibat dalam pembuatan Siomay. Saat pandemi penjualan menurun, tetapi karena keadaan juga, karena pandemi banyak reseller berdatangan. Sebelum pandemi penjualan lumayan dan perbedaannya dengan saat pandemi, biasanya kami mengandalkan outlet berubah menjadi penjualan secara online. Kami pun mulai memperbanyak jenis produk, seperti otak – otak Tenggiri dan lainnya,” ujar Bangbang.
Ia berkisah, saat ini kondisi omzet penjualan lumayan, ibaratnya untuk jajan anak saya dan biaya sekolah anak ada. Untuk membayar gaji bisa dan mampu bertahan di kondisi yang seperti sekarang ini. Saat ini apabila ingin berusaha banyak kemudahan, ada sosial media, bisa jadi reseller, bahkan bisa juga jadi dropshipper. Artinya tanpa modal pun seperti sekarang ini dapat membuka usaha, asal punya kemauan disitu ada solusi.
Untuk ulasan lebih lengkapnya dapat disaksikan di tayangan video berikut :
Pewarta : FEB
Editor : LIN