Menu

Mode Gelap

Profil · 18 Jul 2022 19:36 WIB ·

Profil Desa Paling Sangat Tertinggal di Indonesia


Profil Desa Paling Sangat Tertinggal di Indonesia. (Ilustrasi Desa Diyoudimi: Djali Achmad) Perbesar

Profil Desa Paling Sangat Tertinggal di Indonesia. (Ilustrasi Desa Diyoudimi: Djali Achmad)

JURNALDESA – Pemutakhiran data terbaru yang dilakukan Kemendes PDTT terhadap situasi dan kondisi desa-desa di Indonesia sudah mencapai 98,51 persen.

Prosentase tersebut, menurut rilis Kemendes PDTT setara dengan 73.846 desa dari 74.961 desa yang ditargetkan sudah masuk datanya. Berarti sekitar 1.115 desa masih tahap pengolahan data.

Namun menurut E-Book IDM 2022 yang dirilis Dirjen PDP Kemendes PDTT, jumlah desa yang telah dibukukan mencapai 74.955 desa. Dari jumlah tersebut sebanyak 4.982 desa masuk dalam kategori Desa Sangat Tertinggal.

Lalu pertanyaannya, desa mana yang pada IDM 2022 menjadi Desa Sangat Tertinggal dengan urutan paling bawah, atau memiliki peringkat ke 74.955 atau yang ke 4.982?

Apa nama desa tersebut? Berada di wilayah mana? Dan bagaimana situasi dan kondisi pada tahun sebelumnya (2021), dan bagaimana pada tahun ini (2022)? Berikut ini profil ringkas Desa Paling Sangat Tertinggal di Indonesia.

Desa Diyoudimi, Papua

Desa Diyoudimi secara administrasi berada di Kecamatan atau Distrik Mapia, Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua. Secara geografis berada di koordinat 4°00’14.9″S 135°51’04.7″E, atau di google maps berada di titik -4.00415, 135.8513.

Desa ini berdiri kokoh di ketinggian 1500 – 1800 meter diatas permukaan laut. Dataran tertingginya berada di titik 1867 mdpl. Dengan medan pegunungan, menurut Statistik Potensi Desa 2018, sumber penghasilan utama penduduknya adalah Pertanian.

Subsektor pertanian berupa palawija, petani kopi, hasil hutan, peternakan. Area persawahan, holtikultura, karet, kelapa sawit, kakao, kelapa, lada, cengkeh, tembakau, dan tebu, tidak dimiliki oleh Desa yang belum pernah dipimpin Kepala Desa Perempuan ini.

Hal itu bisa disebabkan tidak terdapatnya saluran irigasi atau saluran yang dilalui irigasi pada Desa yang tidak memliki penangkaran satwa atau tumbuhan liar dan penangkapan satwa liar ini.

Selain tidak terdapatnya saluran irigasi dan embung sehingga berpengaruh pada kegiatan ekonomi warganya, juga mengakibatkan kegiatan sosial lain tidak terfasilitasi. Seperti untuk mandi atau cuci, minum dan masak, maupun sebagai air minum.

Desa dengan kode pos 98854 ini memiliki luas 8,63 Km persegi. Luasan itu menjadikan desa dengan Kode Desa Kemendagri 9126022006 ini sebagai desa terluas keempat di Kecamatan Mapia (sekitar 1,97%).

Selain tidak memiliki lembaga ketrampilan atau program pelatihan seperti bahasa asing, komputer, menjahit atau tata busana, montir mobil atau motor, dan elektronik, Desa Diyoudimi belum pernah memanfaatkan fasilitas KUR maupun Kredit ketahanan Pangan dan Energi.

Meski demikian, desa ini tidak pernah mengalami kejadian luar biasa (KLB) seperti muntaber, diare, demam berdarah, campak, malaria, flu burung atau SARS dan Hepatitis E.

Namun uniknya desa ini tidak memiliki poliklinik atau balai pengobatan, puskesmas, maupun tempat praktek bidan, hingga toko khusus obat. Menurut data “Distrik Mapia Dalam Angka 2021” keluaran BPS Kabupaten Nabire, pada tahun 2018-2019 desa yang memiliki 3 dusun ini tidak terdapat penderita gizi buruk. Walaupun jarak menuju ke sarana kesehatan cukup jauh.

Kondisi Sosial Desa Diyoudimi Menurut BPS Kabupaten Nabire

1. Untuk mencapai sarana kesehatan terdekat yaitu ke RS dan RS Bersalin kategorinya termasuk “Sangat Sulit”
2. Untuk mencapai ke Poliklinik atau Balai Pengobatan, Puskesmas Pembantu, Puskesmas, hingga Apotek, kategorinya “Sulit”

Belum lagi dalam bidang pendidikan. Di Desa Diyoudimi terdapat 1 SD Swasta. Untuk sekolah SMP, SMA, SMK tidak tersedia. Untuk mencapai ke SMP dan SMA terdekat kategorinya “Sulit”. Sedangkan untuk menuju ke SMK “Sangat Sulit”.

Dengan jarak dari pusat desa ke ibukota kabupaten mencapai 20 km, tidak heran jika kondisi sinyal ponsel di sebagian besar wilayah Desa Diyoudimi “Lemah”. Sebab tidak terdapat menara ponsel (BTS), dan hanya ada 1 operator seluler yang menjangkau desa.

Dengan jumlah penduduk pada 2020 sebanyak 1,529 jiwa, dan laju pertumbuhan penduduk dari 2010-2020 sebesar 4,00%, kerapatan penduduk Desa Diyoudimi sebesar 177,12 Km persegi. Meski demikian desa ini termasuk kategori Desa Swadaya, belum swakarsa maupun swasembada.

Desa yang menurut Statistik Potensi Desa 2018 belum pernah dikepalai oleh seorang Kades dibawah usia 24 tahun ini, belum pernah memiliki Kepala Desa lulusan diatas SMA atau SMK.

Yang patut diperhatikan juga oleh pihak terkait adalah dalam hal penggunaan fasilitas tempat buang air besar. Sebagian besar keluarga di Desa Diyoudimi masih belum melakukannya di jamban atau toilet. Namun untuk sumber air minumnya sebagian menggunakan mata air.

Kondisi Ekonomi Desa Diyoudimi Menurut BPS Kabupaten Nabire

Hingga 2021, dalam hal penggunaan bahan bakar, 100 persen warga desa masih menggunakan kayu bakar. Belum memakai bahan bakar gas kota, atau LPG 3 kg, maupun LPG lebih dari 3 kg, serta minyak tanah.

Sedangkan dalam pemakaian listrik, keluarga yang mengkonsumsi listrik umumnya menggunakan listrik yang berasal dari Non PLN. Jumlahnya sebanyak 364 keluarga.

Sehingga tidak mengherankan jika di desa ini tidak memiliki kelompok pertokoan, pasar dengan bangunan permanen, pasar dengan bangunan semi permanen, pasar tanpa bangunan, swalayan, toko atau warung kelontong, rumah makan, hingga warung atau kedai makan.

Termasuk kegiatan ekonomi mikro lain, di desa ini tidak ada. Seperti UMKM industri dari kulit, dari kayu, dari logam mulia, anyaman, gerabah/keramik/batu, kain atau tenun, hingga industri rumahan makanan atau minuman.

Yang juga patut diperhatikan, di Desa Diyoudimi belum terdapat KUD atau Koperasi Industri Kecil dan Kerajinan Rakyat (Kopinkra), dan Koperasi Simpan Pinjam, hingga BUM Desa.

Untuk moda transportasi antar desanya hanya tersedia melalui darat. Yaitu dengan tersedianya satu angkutan umum, tapi tanpa trayek tetap.

Mengenai kondisi jalan darat yang terdapat di Desa Diyoudimi masih berupa jalan kerikil dan batu yang diperkeras. Namun dapat dilalui oleh kendaraan bermotor roda 4 atau lebih di sepanjang tahun, kecuali saat kondisi tertentu seperti hujan.

Tentang situasi kebencanaan, hingga tahun 2020 desa ini terbilang aman dari bencana alam seperti tanah longsor, banjir, banjir bandang, gempa, kebakaran hutan, hingga kekeringan lahan.

Namun dalam upaya antisipasi atau mitigasi bencana alam, belum ada sistim peringatan dini bencana alam maupun perlengkapan keselamatan serta rambu-rambu dan jalur evakuasi bagi warga desa.

Dinamika IDM Desa Diyoudimi

Khusus mengenai dinamika IDM pada Desa Diyoudimi, perbandingan antara tahun 2021 dan tahun 2022 tidak terjadi perubahan sama sekali.

Antara Indeks Ketahanan Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan, tidak ada peningkatan dari yang targetkan. Nilai IKS di tahun 2021 dan 2022 tetap di poin 0,4400. Begitu juga IKE tetap di angka 0,2167, dan IKL tidak beranjak di skor 0,0000.

Sehingga sangat disayangkan terhadap pihak terkait, dalam hal ini Dirjen PDP Kemendes PDTT, mengapa status yang ditargetkan pada tahun 2021 menjadi Desa Tertinggal di tahun 2022 tidak mampu dicapai? Apa gerangan kendala yang dihadapi?

Mengapa penambahan skor yang telah ditentukan sebesar 0.2719 untuk menuju skor IDM minimal sebesar 0.4908 tidak terpenuhi? Sampai akhirnya skor IDM Desa Diyoudimi tetap di poin 0.2189, masih tetap sebagai Desa Sangat Tertinggal? Bahkan turun peringkat menjadi yang terbawah atau sebagai Desa Paling Sangat Tertinggal.

Penulis: Achmad S.
Editor: Djali Achmad

 

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 494 kali

badge-check

Jurnalis

Baca Lainnya

Desa Ubung Kaja, Desa Mandiri Dengan IDM 2024 Tertinggi di Bali

27 Mei 2024 - 14:25 WIB

Desa Ubung Kaja

Kang Deden, Pemburu Liar yang Kini Ikut Melestarikan Elang

2 September 2021 - 19:00 WIB

Nepal Van Java, Desa Wisata Dunia di Kaki Gunung Sumbing

6 Juli 2021 - 15:00 WIB

Nepal van Java, Gunung Sumbing

10 Teladan Desa Majasari, Kecamatan Sliyeg, Indramayu

11 Juli 2019 - 09:00 WIB

Pulau Jinato, Satu Gugusan Indah di Taka Bonerate

4 Juli 2019 - 09:00 WIB

Pulau Dodola, Surganya Morotai

27 Juni 2019 - 21:00 WIB

Trending di Dinamika